Show me!

Tuesday, April 3, 2012

my life's story



Jalan hidup memang tidak dapat diprediksi, namun setidaknya terbayang dalam pikiran kita seperti apa yang kita inginkan.

Saya pun sering membayangkan masa depan sewaktu masih anak-anak bahkan sampai SMA sekalipun.
Dari kecil cita-cita ku selau berubah-ubah, itulah kelemahanku sendiri tidak konsisten!! Itulah yang membuat ku gagal dalam mencapai impianku.
Di masa SD aku bercita-cita menjadi seorang dokter karena temanku banyak yang ingin jadi dokter. dari hatiku terdalam sendiri adalah ingin menjadi seorang sekretaris di kantoran, namun orang-orang slalu bilang “kalau menjadi sekretaris itu harus tinggi dan cantik”.Ya fine fine aja„ karna aku merasa waktu SD akan tinggi begitupun orang orang bilang kalau nantinya aku akan tinggi karena di keluarga saya semuanya tinggi-tinggi.
masa kanak-kanak cita-citaku banyak sekali, jadi Presiden,mentri,anggota MPR,petani,ahli,peneliti,menjadi seorang pianis,biolis,gitaris tidak karena aku sampai sekarang ga bisa main gitar. Mungkin cuma satu hal yang ga pernah terbesit di fikiranku yaitu menjadi seorang “Guru”. Sampai SMA kelas 3 pun tidak pernah. Bahkan waktu mau ujian SNMPTN pun saya masih ragu-ragu untuk menjadi seorang guru. Akhirnya saya tak memilih study guru di pilihan SNMTN ku. aku ingin mengejar apa yang aku mau menjadi seorang ilmuan yang pada saat SNMPTN cita-citaku tiba-tiba berubah. Sungguh tidak konsekuen sekali pada saat itu.
tidur dulu ah dah jam 3 pagi huaaaaaaaa :D
berlanjut
Masa-masa SNMPTN
Akhirnya ya„ aku ga jebol di perguruan tinggi, prestasi masa sekolah aku rasa tidak berperan pada saat itu. Tidak lulus SNMPTN adalah kegagalan ke dua yang telah terjadi , awalnya Undangan aku juga tidak lolos. Kekecewaan akhirnya muncul ketika malam itu. Lampu mati, hujan, ga ada signal hp membuat semakin sedih dengan kenyataan itu. Terlebih yang memberitahukan hasilnya itu adalah kakakku sendiri, semua keluarga harap-harap cemas malam itu, begitupun dengan tetanggaku.
Di dalam hatiku, aku ikhlas tidak lulus, namun aku ga ikhlas membuat kekecewaan pada orang-orang yang mengharapkanku. Udara dingin di pedesaan kampungku membuat badan menggigil malam itu mungkin ditambah oleh emosi was was menunggu hasil SNMPTN ku. Sedikit saja dering ponsell berbunyi kami semua sekeluarga berkumpul. Ya itu kakakku memberitaukan hasil testku. Hancur lebur berkeping-keping(jiahh lebay) mendengar kabar ketidak lulusanku.Aku tidak menangis , aku biasa saja. Namun sebenarnya aku ingin mengulang ujian pada saat itu juga. Aku masih kurang yakin dengan hasilnya.Keluarga tetap mendukungku dengan tidak memperlihatkan kekecewaan mereka. Padahal aku tau mereka sangat kecewa.
(hooaa ko jadi sedih gini)
Hmm aku tidur dengan perasaan hancur tanpa menitikan air mata. Poltekes Kementrian Kesehatan RI, besok adalah pengumuman poltekes. Semoga aku lulus disana. ujarku dalam hati
Keesokan harinya aku mengunjungi temanku niko untuk menanyakan bagaimana dengannya. Ya kami sama.., sama-sama belom rejeki. hehe Sepertinya ico sedih sekali dengan hasil testnya. Aku mencoba membujuk untuk tetap senyum, dan mengatakan kita masih mempunyai satu pegangan poltekes. Disana aku merasa bodoh sekali ketika ada banyak teman-temanku yang lulus. Saya merasa ranking prestasi yang telah didapat selama ini bukan apa-apa (hanya memepertegaskan bahwa juara atau tidaknya di sekolah tidak mempengaruhi kelulusan snmptn dalam suatu global competition, tergantung usaha kita satu bulan sebelum ujian atau berbuan-bulan sebelumnya yang memang dipersiapkan serius untuk perguruan tinggi dan satu lagi *taqdir :D) tidak lulus. Saat itu aku benar-benar merasa salah strategi dalam menyiasati jurusan. Dari undangan sampai snmptn tertulis selalu berubah-ubah "____". Namun titik berat nya aku memang menginginkan jadi scientist dari dulu, tapi merasa tidak mendapat dukungan. Terlebih saat pratikum kimia,apalagi melihat guru kimia yang sangat memotivasi :D. ------
 Next----
Pulang dari rumah icoo, aku mengambil kunci motor ku dan langsung melaju ke rumah ku dengan cepat yang berjarak sekitar 10 km dari sana. Disanalah aku baru merasa sediih skali dan menangis, hampir saja aku kecelakaan gara-gara jalannya jadi samar-samar karna mataku berkaca-kaca.Ini kesalahanku sendiri.
Keesokan harinya lagi
Aku mengajak ico ke warnet untuk melihat hasil poltekes. Paginya itu ico sudah sms kalau dia lulus di keperawatan, tapi ia pertamanya kurang senang karena bukan pilihan pertamanya yaitu bidan. Tapi ico sudah bersyukur dan kelihatanya senang. Aku pun melaju kencang bersam motor ku kerumah ico. Dengan perasaan was-was apakah aku diterima atau tidak. Akhirnya Ica temanku yang kebetulan di kota Padang memberitauku kalau aku juga lulus di pilihan pertamaku gizi. Aku senang sekali. Rasanya semua beban sedih tak terkelupas di hatiku. Aku dan ico pun tertawa lega mendengarnya begitupun ibu dan papanya ico. aku pun mengabari amak, apak, uda , uni dan semua keluargaku.
mereka bahagia mendengarnya.
Masa-Masa test kesehatan dan daftar ulang di Poltekes
masa ini masa yang sangat aku rindukan. Sedih sekali mengingat ini.
Setelah lulus test tertulis aku pun menjalani test kesehatan di Poltekes Kemenkes Padang. Test kesehatannya benar-benar di perhatikan, detail-se detailnya. Mulai dari ujung kaki sampai puncak kepala. test wawancara dan lain-lain. alhamdulilaah akhirnya aku lulus juga.
Setelah test kesehatan dinyatakan lulus, baru akhirnya di wajibkan daftar ulang.
Hari Daftar Ulang
Hari itu adalah hari yang menyedihkan mungkin karena hujan ya hehe
Kemana-mana aku tidak mau diantarlagi. Akhirnya daftar ulang aku pergi sendiri. Dengan membawa uang 3,5 juta pas untuk daftar ulang. Sampai di Poltekespun kepagian. Sendiri ga ada temen. Mereka belom pada nyampe.Aku pun memutuskan untuk melihat-lihat dulu disekitar calon kampus ku itu. Melihat pengumuman hasil tes kemaren itu dan infrastruktur gedungnya yang masih dibangun pasca gempa bumi yang melanda kota Padang dulu dan lain-lain.
Beberapa saat kemudian akhirnya aku mendapatkan teman bernama ***** lupaa :( maaf yaa.. anak tekhnik lingkungan perempuan yang ditemani ibunya dari bukittinggi. Bersama dialah akhirnya aku memulai proses daftar ulang tersebut. Awalnya pengambilan kertas daftar ulang dan slip bank untuk dibayarkan nanti di bank Nagari. Setelah pengambilan slip bank di kampus A pondok kopi padang, akhirnya saatnya untuk membayarkan uang masuk sebesar 3,5 juta yang saya bawa hati-hati di dalam tas tersebut ke bank Nagari yang jaraknya dari kampus itu cukup jauh jika berjalan kaki. Akhirnya kita memutuskan naik angkot. Bersama teman yang tadi dan ibunya aku pun melaju ke Bank Nagari
Setelah sampai di Bank Nagari, saya sempat terkejut dengan kerumunan orang yang begitu banyak, huh sesak. Antrinya duasyaat sekali :(.
Baiklah saya akan bersabar menunggu giliran . Ditengah antrian saya dikejutkan lagi oleh slip bank yang dibuat ketika di Bank. Dengan PD dan rasa tidak bersalahnya Satpam itu memerintahkan "Tuliskan , (395 ribu atau 450 ribu rupiah saat itu saya sudah lupa ,kepada saudari siapa gitu saya juga telah lupa) saya menuliskan nya saja tanpa ada komentar. Akhirnya setelah tersadar ini slip biaya buat apa ya? akhirnya pertanyaan itu muncul saya pun bertanya ke bapaknya. Ini ada tambahan biaya ya pak? buat apa lagi? " Bapak satpamnya menjawab "Iya, buat ESQ nya". Dengan wajah yang flat tanpa emosi saya beranjak dari sana meski dalam hati bergejolak, (gue cuman bawa duit pas-pas an mungkin lebihannya cuman seratus ribu cuman buat ongkos-ongkos dan biaya hidup gue buat sementara ini di Padang, tambah 400 ribu lagi? Parah! mana duit ini bener-bener pas-pas an 3,5 ). Akhirnya gue pergi (eh ko jadi gue, ya udahlah yang penting gue nyaman). Akhirnya pergi minta izin sama temen dan ibunya untuk ke ATM mengambil uang tambahan yang 400 ribu. Ini lah penderitaan kalau sok mandiri "________". Untungnya gue masih punya beberapa uang yang dikirimkan uda untuk masalah-masalah tak terduga seperti ini.
Nah sekarang yang saya bingungkan itu ATM BNI dimana?  saya belum mengenal kota Padang saat itu.  Yang jelas saya hanya punya modal keberanian dan nekad "___". Saya pun keluar dari kerumunan masa berjalan ke arah jalan raya, dan woaapss saya diguyuri oleh hujan lebat lebat dan lebat seketika tanpa ada gerimis-gerimis yang memeberikan tanda. Emang gue pikirin tuh ujan saat itu. Alhamdulillah , angkotnya tidak lama, saya pun naik dan ternyata naik juga teman dari teman saat bimbel da ketemunya itu saat tes poltekes  yang kebetulan saya tesnya di Bukittingi. Akhirnya di dalam angkit tidak kehabisan kata, sempat nanya-nanya teman saya yang juga lulus di poltekes di bagian keperawatan tapi lebih memutuskan untuk mengambil matematika murni yang dia lulus snmptn tulis di UNAND. Ya sudahlah. AKhirnya seteah mereka turun di kampus. Saya tetap di angkot memperhatikan ATM di tepi jalan kalau kelihatan. Akhirnya saya pun bertanya pada supir angkotnya yang mana saat itu cuman ada saya sendiri di dalam angkot. Pak anterin ke ATM BNI pak, soalnya saya tidak tau daerah Padang ini. Alhamdulillah saat itu saya dibantu oleh orang-orang baik, dia mau mengantarkan saya. Setelah turun saya bingung karena tidak ada uang kecil, saya terpaksa mengeluarkan satu-satunya jurus pamungkas saya satu lembar terakhir uang seratus ribu. Ya ampun neng, uang nya ga da kembaliannya. Sudah lah gak apa-apa. Wahh bapak trimakasih ya,ucap saya gembira :D.
Akhirnya saya turun angkot dengan menerawang hujan yang lebat tanpa payung dan alat pelindung hujan. Menuju ke ATM. Akhirnya udang buat tambahan itu di dapat. Saya langsung memberitahukan uda kalau saya terpaksa mengambil uang lagi 400 ribu untuk tambahan itu.
Selanjutnya hujan pun sudah mulai reda saya kembali mendapatkan angkot dan naik kembali ke bank Nagari tempat pembayaran poltekes tadi.
Setiba disana saya kembali mengambil nomor antrian dan mengantri sampai lama sekali, saya merasa aneh kenapa tidak dipanggil-panggil. Akhirnya saya memperhatikan orang yang datang setelah saya dan dia pun duluan :(. Wah saya merasa ini sudah tidak benar. dan bukan hanya satu orang saja. Akhirnya saya pun memutuskan untuk pergi dari sana.
Saya keluar dan naik angkot lagi. Tapi saya turun di kampus karena melihat teman-teman SMA yang lulus poltekes sudah pada di sana. Turun meskipun hujan rintik-rintik. Menanyakan bagaimana perkembangannya. Mereka hanya bersantai, sudahlah tay duduk dulu hari masih hujan. Pada umumnya mereka dibantu oleh abang, ayah atau ibu mereka. Sementara aku seorang gadis yang lebih kelihatan seperti anak kecil "_________" berjalan berkeliaran kesana kemari sendirian. Akhirnya karena saya ingin menyelesaikan semua persoalan ini dengan cepat saya pergi lagi sendiri , mencoba mencari Bank Nagari lain. Karena saya yakin tidak hanya satu bank Nagari yang bisa digunakan untuk transfer uang kuliah.  Dengan modal yang tadi keberanian dan nekad membawa uang yang tidak biasa saya bawa sebanyak itu sendirian saya berkelana kesana kemari mencari bank Nagari. akhirnya kembali saya meminta pertolongan sopir angkot. Dengan bantuan beliau walau hujan yang saat itu semakin menjadi jadi lebat. Saya tetap fokus tanpa gangguan. Saya diperkenalkan temapt-temapt bank Nagari tapi sayangnya kenapa pada ditutup?? Akhirnya opsi terakhir saya ditawarkan untuk ke pasar raya ke bank Nagari yang ada disana. ya sudah tidak apa-apa walau jauh tapi setidaknya tidak ada orang yang mengantri berjam-jam sehingga bisa kelewat antri lagi "___". Saya diturunkan tepat di depan bank Nagari tersebut. Meski di depan ternyata cukup jauh juga masuk kedalamnya dengan halaman nya yang cukup luas. Hujan yang sangat menjadi-jadi lebatnya saat itu tidak saya pedulikan. Dengan bermodalkan tas sebagai alat pelindung kepala saya pun berlari ke arah Bank. Alhamdulillah ternyata hanya ada 3 orang saat itu sedang melakukan transaksi disana. Capcus dalam waktu sekejap selesai sudah. Uang 4 jt kurang 15 ribu yah ? saat itu saya cepat banget sih pelupanya -_____- selesai sudah tak ditangan lagi. Berat sih memang saat memeberikannya karena mungkin feeling yang kacau antara masih yakin akan masuk poltekes karena saat itu saya juga masih menunggu hasil tes UMB.
Selesai sudah, akhirnya saya kembai ke kampus mengantarkan bukti transfer dan lain-lainya.
Sampai disana saya kembali bertemu dengan teman-teman saya. mengungkapkan perasaan lega setelah selesai melewati hal yang membuatku bekerja lebih kuat dari yang lainnya.
Perut terasa perih akhirnya saya pun membeli sebuah burger tanpa daging , sang penjual pun menanyakan saya jurusan apa, Gizi pak :). Nah ini sudah mengandung banyak gizi kan, ada sayurannya, karbohidratnya, vitaminnya, lemak , protein nya dsb kan? kata si penjual. dalam hati saya berfikir wah laper ga nyambung pak!
Selesai akhirnya semuanya selesai.  Saya kembali ke Tabiang tempat rumah abang ipar saya. Dengan tergesa-gesa mengambil barang untuk pulang hari itu juga ke Tanjuang Bungo. Sampai di Suliki malam dan saya pun istirahat dan tidur dulu di rumah ico dari pada malam-malam ke Tanjuang Bungo kasihan bapak yang jemput.
Besok paginya saya dijemput bapak.


Masa-Masa Galau pemilihan tersulit 
Saat-saat ini lah yang membuat saya selalu berfikir pada akhirnya. Jangan pernah cepat mengambil keputusan jika hal itu menyangkut masa depan.
beberapa hari setelah daftar ulang Poltekkes. Hasil UMB pun keluar.  dan ternyata saya lulus pada pilihan pendidikan luar biasa universitas negeri jakarta. Meski itu memang pilihan terakhir, tapi memepengaruhi besar ke fikiran saya. Apa yan telah saya pilih di UMB yang pertama 
1.  Pendok UIN JKT
2.  Tekhnik Informatika UIN-JKT
3.  Pend.Bio UIN-JKT
4.  Pend.B.Ing UNJ
5.  Pend.Luar Biasa UNJ
Soal terasa mudah dan menegerjakannya tanpa beban karena ketika test di UNP memang saya telah dinyatakan lulus tes di Poltekes Kemenkes RI Padang. Lulus Alhamdulillah, tidak lulus tidak apa-apa.
Dan ternyata saya lulus pada pilihan ke lima.
Hal itu membuat saya senang. Tapi menuai kontroversi sendiri di keluarga, teman, guru dan org lain. Ternyata uda saya kelihatannya kurang setuju, lebih baik jurusan Gizi. Dia menyuruh saya men=mikirkan matang-matang soal itu. Orang tua saya malah terserah saya dan semakin membuat saya bingung. Andai saja dulu itu saya belum membayar untuk poltekkes. Uang sebanyak itu bagi keluarga saya sangat banyak sekali. Bahkan orang tua saya harus menjual emas. T___T. Namun karena kadang-kadang orang tua membuat saya kuat ke Pendidikan Luar Biasa saya memutuskan mengambil PLB, tapi kadang-kadang membuat saya berfikir ah ga mungkin saya akan tetap di gizi. Berbagai masukan saran datang sari orang lain, tetagga, teman2 dan banyak sekali yang membuat saya semakin galau. Saya disarankan oleh bapak  saudara yang masih ada ikatan keluarga dan juga saran dari orang tua untuk melaksanakan solat malam berturut-turut memohon petunjuk kepada sang Khalik. Kemana hati kamu akan dieratkan berarti itu petunjuk Allah kata mereka. Baik, akhirnya hati saya lebih berat ke PLB. Saya juga konsultasi dengan guru-guru sekolah saya.
Saya datang ke sekolah hari itu khusus untuk berkonsultasi tentang pilihan mana yang terbaik. Mulai dari guru TU sampai guru yang mengajar, dan berakhir di guru BK. Dominan semuanya mendukung saya menjadi seorang calon pendidik bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Akhirnya positif saya memutuskan untuk mengambil jurusan yang tengah saya jalani sekarang ini.
Poltekkes Kemenkes RI Padang VS Universitas Negeri Jakarta



Hari Terakhir di Pulau Sumatra
Hari Kamis, saya pun berangkat ke Padang. Dan saya tekah mengantongi tiket untuk ke Jakarta berangkat hari Sabtu pagi jam 8.50 AM dari BIM. Tapi orang tua saya duluan hari kamis itu sudah berangkat. Kenapa saya tidak berangkat hari Kamis itu saja? karena hari Jumat semua mahasiswa baru Poltekkes diharuskan datang untuk pengukuran Almet, Baju seragam, sepatu dan pemberitahuan seputar OSPEK. Saya pun ikut berkumpul juga, meskipun sudah dipastikan besoknya akan berangkat ke jakarta.
Mengapa saya masih ingin ikut berkumpul? Sampai pengukuran baju, almet , seragam dan segala macamnya itu. Dengan harapan uang yang dulu sudah masuk bisa kembali :p hehe. Ternyata tidak bisa :(. Ya sudah saya mengukur baju , Almet , seragam dan segala macamnya itu sudah hak saya dong :). Sudah dibayar.
Selain itu saya juga ingin bertemu teman-teman mengucapkan salam perpisahan yang akhirnya kita tidak jadi pindah kelas :D, satu kampus :). Aneh saya rasa membuang-buang uang, saya sangat sedih mengingat orang tua saya, tapi mereka mendukung dan memotivasi saya yang sempat down berkali-kali.
Setelah itu akhirnya saya kembali ke Tabing.
dan bersiap bahwa esok pagi saya akan diantar ke BIM meninggalkan kampung tercinta untuk merantau belajar di negeri orang :'(.
Berangkatlah sudah saya Sabtu 23 Juli 2011 jam 8 sekian meninggalkan tananh minang dengan mengucapkan Bismillah sendiri seorang diri.
catatan ini dibuat supaya saya bisa mengenang dan mengambil pelajaran dari apa yang telah saya lakukan selama ini. semoga suatu saat nanti saya tidak lupa hal ini.






Jakarta, 3 April 2012 

Sri Hildayati


2 comments:

  1. aku jurusan gizi ne....

    salam kenal

    shelly

    ReplyDelete
  2. hei salam kenal juga shelly :)
    gizi opltekkes kemenkes padang ya?
    hmmmm :D

    ReplyDelete

Followers