Show me!

Wednesday, April 18, 2012

Autism Journal


Memahami dan Mengatasi  Masalah Tantrum Pada Anak  Autis

            Tantrum merupakan suatu ledakan kemarahan. Biasanya ledakan kemarahan ini terjadi karena sesuatu keinginannya tidak terpenuhi. Bagi anak Autis mereka akan sangat sulit sekali mengendalikan atau mengontrol emosinya jika keinginannya tidak terpenuhi. Maka akan terjadi amukan dari ledakan kemarahan yang juga biasa disebut dengan tantrum. Tantrum kemungkinan juga terjadi karena anak Autis tidak dapat mengefektifkan komunikasinya kepada orang lain sehingga orang lain tidak mengerti apa yang anak ini inginkan.  Anak-anak Autis tidak akan peduli dengan tekanan sosial atau buta pikiran (mindblindness) seperti yang diistilahkan oleh Simon Baron- Cohen sebagai cara menjelaskan beberapa masalah yang dialami orang dengan gangguan spectrum Autis . Berarti seorang anak yang mengalami gangguan autis ini tidak peduli dengan ekspresi ketidaksukaan oran lain ataupun komentar-komentar yang menunjukkan rasa tidak suka terhadap anak autis ini lakukan. Sehingga anak yang mangalami autis ini tidak akan segan-segan tantrum atau mengamuk tanpa menghiraukan orang lain.
Kadang kala tantrum ini berubah menjadi suatu amukan yang tidak jarang akan menyakiti dirinya sendiri atau bahkan orang lain. Memukul-mukulkan kepala ke dinding, bahkan menstimulasi diri, tindakan agresi dan menyakiti orang lain.
Faktor lain yang mungkin menyebabkan anak menjadi tantrum adalah
  • ·         Ingin melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan
  • ·         Ingin sesuatu atau melakukan sesuatu
  • ·         Bosan atau frustasi
  • ·         Takut
  • ·        Untuk mendapatkan respon dari lingkungan


Cara menagatasinya?


Mengatasi anak autis dengan kebiasaan tantrum dapat dilakukan memahami karakteristik anak atau individu yang mengalami autis ini dulu. Karena anak dengan autis ini juga mempunyai katrakteristik yang berbeda-beda.  Pastikan dulu penyebab dari perilaku tantrumnya. Sehingga kita bisa memahami apa yang dia inginkan. Dan ini bisa dijadikan pengalaman untuk ke depannya. Jika anak menunjukkan perilaku yang sama bisa jadi ingin melakukan keinginan yang sama seprti yang telah kita alami sebelumnya. Kondisi otak tersebut bervariasi tiap individu sehingga ada penderita autisme yang sama sekali tidak bisa mengambil peran dalam kehidupan sosial.

 

·        Memahami inti situasi

            Karena anak autis tidak dapat mengkomunikasikan keinginannya. Maka tidak jarang anak nya akan mengamuk besar-besaran karena orang lain tidak memahami keinginanya. Untuk itu kita perlu memahami ciri khas dari anak ini apa yang sedang dia inginkan pada  saat dia tantrum itu. Pahami bahwa anak autis tidak mengerti akan kondisi lingkungannya. Seperti mugnkin dia tidak akan mengerti bahwa dia akan tumbuh besar sehingga dia harus dibelikan baju baru agar sesuai dengan tubuhnya yang semakin besar. Namun, dia akan mengamuk setelah bajunya diganti dengan yang baru. Karena dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang lama.  Cara mengatasi tantrumnya yang akan berujung pada kerugian yang besar.
Setelah mengalami pengalaman ini, jika akan menggantikan baju anak yang mangalami autis dengan karakteristik seperti ini, selalu ingin hal yang sama dan tidak ada yang mengubahnya maka ganti saja bajunya dengan baju dengan gaya yang sama namun dengan ukuran yang lebih besar. Begitupun dengan hal-hal yang lainnya.
Kebiasaan seperti ini biasanya juga akan menjadi kebiasaan mereka setelah dewasa. Perilaku ni akan terus berkembang sampai mereka mampu hidup mandiri dan akan selalu melakukan perilaku yang sama. 

·        Komunikasi

                Komunikasi adalah hal yang sangat sulit bagi anak yang mengalami Autis. Mungkin seorang anak autis bisa menggunakan kata dan kalimat tapi hal itu membutuhkan kerja keras. Mereka kesulitan dalam komunikasi verbal. Untuk coba melakukan komunikasi visual dengan mereka. Seperti melarang memukul. Gambarkan orang yang sedang memukul dan disampingnya gambarkan tanda silang. “Memukul tidak boleh!”. Jangan sampai disanan saja. Gambarkan juga akibat yang dilakukan jika memukul. Gambarkan keadaan menangis. Menangis karena kesakitan. Biasanya anak Autis akan lebih tertarik pada komunikasi visual.
 Seperti menggunakan sistem lalu lintas. Contoh :
            Anak-anak dan orang tua mereka membuat lampu lalu lintas dari kertas karton bewarna. Lampu lalu lintas ini berwarna hijau. Jika orang dewasa mendengar pertengkaran memuncak, dia akan menaruh kuning ke lampu lalu lintas dan minta mereka tenang, sambil berkata : “Peringatan Polisi!” Mereka juga diingatkan , jika tidak berhenti mereka akan mendapat lampu merah. Saat situasinya tenang, lampu lalu lintas akan kembali hijau.Orang tua berharap bahwa lampu lalu lintas tidak perlu menjadi merah tapi menyadari bahwa ada konsekuensi jika mereka melakukannya. Mereka putuskan periode “time out” sebentar jika warna merah ditunjukkan. Anak-anak akan duduk di ruangan terpisah sampai mereka tenang, selama 3 menit. Jam khusus untuk anak-anak digunakan agar anak-anak memahami konsep periode tiga menit.
Jangan menggunakan waktu rehat sebagai hukuman . Hal ini akan menambah kemarahan pada anak. Sebaliknya berikan dia waktu rehat untuk menenangkan diri , ajarkan anak menarik nafas dalam-dalam dan lepaskan secara perlahan sampai dia merasa tenang.

·        Lingkungan

            Seorang anak yang tantrum mungkin saja terjadi karena mereka tidak menyukai situasi lingkungannya. Pahami jika seorang anak autis diajak dari rumah dalam keadaan yang tenang, ketika sampai di tempat keramaian tiba-tiba dia gelisah dan tantrum. Dia mungkin merasa terstimulasi dan tak nyaman dengan lingkungan yang ramai.
Setelah mengetahui hal ini pada anak, bagi orang tua yang ingin membawa anak nya ke tempat yang ramai seperti swalayan dan pasar. Maka cobalah mencari waktu yang sepi untuk berbelanja atau bertamasya ke tempat-tempat liburan. Biasanya tempat liburan akan menjadi ramai jika di akhir-akhir pekan dan hari libur. Maka itu hindari hari-hari tersebut dan luangkan waktu di hari-hari biasa untuk tetap mengadakan liburan dengan anak.

·        Buta Pikiran

            Seorang anak yang mangalami Autis tidak mengerti mengapa dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Bagi dia memukul, menampar dan melakukan hal-hal tantrum lannya adalah salah satu cara untuk mengurangi rasa frustasinya adn mengakibatkan dia mendapatkan  waktu tambahan melakukan hal yang dia sukai seperti bermain ayunan dengan ibunya. Dia tidak menyadari rasa sakit akibat dari perbuatannya. Untuk itu baiknya buatkanlah rencana untuk mengajarkan aturan sosial termasuk aturan rutinitas baru.
Tambahan jika seorang anak autis melkukan hal yang positif maka berikanlah dia penghargaan, berikan dia pujian . Dalam hal ini memberikan penguatan ekstra dalam diri mereka untuk selalu termotivasi melakukan hal yang baik.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantrum pada anak Autis :
·         Jika anak kesal atau mengamuk (tantrum) dan tidak tahu alasannya, periksalah apakah hubungannya dengan lingkungannya : label baju, cahaya terang, suara , warna, orang banyak, dan bau.
·         Perhatikan apakah 0perilaku ini berhungungan dengan perubahan atau transisi. Jika ya, coba buat papan cerita visual atau tertulis tentang apa yang akan dilakukan kemudian, contohnya sesudah mandi – tarik sumbatnya, keluar dari bak mandi, ambil handuk
·         Beri anak beberapa peringatan sebelum dia mengakhiri aktivitas kesukaannya.
·         Gunakan jadwal kegiatan visual untuk membantu anak memahami apa yang akan terjadi dan diamana dia akan pergi
·         Saat anak mengamuk/tantrum karena Anda ingin mengambil rute yang berbeda , bantu mereka dengan membuat peta besar atau model dari daerah Anda dan bermainlah dengan mainan mobil-mobilan dan bentuk miniatur yang mengambil rute berbeda.
·         Bantu anak lebih besar untuk bergiliran dan menerima kekalahan dengan menggunakan permainan. Ajarkan apa yang dikatakan oleh orang yang kalah atau sebaliknya . (Modelling, mencontohkan)



Source :
Wright, Barry dan Chris Williams.2007.How to live with Autisme and                                  Asperger Syndrome. Dian Rakyat : Jakarta
Brazelton, T.Berry.2009.Mengontrol Emosi Anak ala dr.Brazelton.PT Bhuana                    Ilmu Populer : Jakarta

No comments:

Post a Comment

Followers