Menjadi
Spesial Untuk yang Spesial
Tulisan ini untuk membangkitkan motivasi
kita sebagai calon guru bagi anak – anak berkebutuhan khusus.
Kehilangan penglihatan sekaligus
pendengaran yang dialami Hellen Keller merupakan suatu hal yang berat jikalau menimpa
kita. Hellen Keller sudah tidak asing
lagi ditelinga orang pada umumnya terkhusus untuk mahasiswa jurusan pendidikan
luar biasa. Kehilangan fungsi indra. Apalagi hal itu terjadi disaat kita sudah
melihat dan mengetahui seperti apa dunia ini. Bagaimana tidak satu indra sangat
berharga sekali. Apalagi kita kehilangan kemampuan fungsi dari dua indera.
Sungguh cobaan yang luar biasa hebat.
Hal itu pun juga menimpa salah seorang
anak di Indonesia ini . Awan begitulah panggilan yang diberikan orangtuanya
yang menjadi partnert saya baru beberapa hari ini. Lengkapnya Awan Aditia
seorang anak berusia 10 tahun yang kehilangan kemampuan penglihatan dan
pendengarannya di usia 4 tahun. Awan di vonis dokter menderita Sindrom Cruzon.
Sejenis Sindrom yang membuat penderitanya kehilangan kemampuan fungsi dari
panca inderanya. Sindroma Crouzon adalah
kelainan atau mutasi genetik yang menyebabkan kerangka kepala tidak tumbuh
sebagaimana mestinya. Kelainan ini membuat kerangka kepala tidak bisa tumbuh
normal dan mengakibatkan bagian wajah tampak rata. Biasanya jarak mata kanan
dan kiri agak berjauhan dan menonjol seolah mau keluar. Hal ini disebebkan
karena terlalu cepatnya penyatuan satura (pada ubun-ubun) di kepala sewaktu
bayi.
Saat
usia 2/3 tahun karena sindrom itulah kemampuan panca indra Awan ini semakin hari
memburuk. Sampai-sampai dia juga kehilangan kemampuan penciumannya. Awan sampai
susah bernafas kalau sedang tertidur. Karena kalau tidur organ organ penciumannya
yang otomatis juga berfungsi untuk proses pernapasan tidak berfungsi. Jadi
setiap beberapa waktu ibunya akan membangunkannya untuk bernafas. Terbayangkan
bagaimana jadi dia? Beruntung Awan lahir dari keluarga yang bisa dibilang lahir
di keluarga ekonomi yang lumayan lah. Orangtuanya mengantarkan dia ke dokter
kesana-kemari . Namun tidak ada penjelasan yang jelas tentang apa yang diderita
Awan tersebut. Akhirnya dia dibawa ke rumah sakit di Surabaya, disana awan
ditangani khusus oleh dokter-dokter dari Australi dan disana lah dia didiagnosa
sindrom cruzon. Setelah diketahui Awan disarankan untuk sesegera mungkin
mengadakan operasi di kepalanya. “Hal ini sudah bisa dibilang terlambat”,tutur
ayah Awan kepada saya. Karena seharusnya dia dioperasi dari dulu sebelum
sindrom ini melumpuhkan kemampuan indranya. Namun hal itu sudah terlanjur .
Tapi dengan begitu, Awan masih bisa dioperasi. Dan pengoperasiannya pun
disarankan dilakukan di Australi. Awan pun dibawa ke Australi untuk dioperasi. Awan melakukan operasi pertama dan memberikan kemajuan yang bagus ,
Awan bisa kembali mendapatkan indra pembauannya. Tidak cukup sekali,Awan harus
melakukan beberapa kali operasi lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih
optimal. Dia didampingi Ayhnya berada di Australi selama 6 bulan. Disana
Ayahnya diberikan pelatihan oleh terapis dan guru-guru speciall needs disana bagaimana cara menangani kasus anak
seperti ini, diajarkan orientasi mobilitasnya dan sebagainya. Terlihat sekali
wajah kekaguman Ayah Awan menegenai pelayanan di negara seberang tersebut saa t
bercerita.Mereka di Australi samapi Awan sudah melakukan 4 kali operasi dan
kemajuannya sangat jauh sekali dari yang berumur 4 tahun saat sebelum
dioperasi. Namun sayang untuk mengembalikan fungsi indra penglihatan sepenuhnya
utuh kembali sudah tidak bisa. Karena menurut dokter sudah terlambat ditangani
saat dia berumur sebelum 4 tahun. Alhamdulillah Awan masih memiliki sisa
penglihatan sedikit sekali untuk mengenal bayangan saja. Jika Sindrom ini
terlambat untuk ditangani, mungkin akan sangat membahayakan sekali. Dan lebih
sudah menjangkit indra-indra lainnyya dan lebih parah lagi.Untuk itu Awan harus
menjalani operasi lagi nanti umur 14 tahun untuk perbaikan bentuk kepalanya.
Kepalanya berukuran sedikit besar dan ada lengkungan dalam di kedua belah
sisinya. Ayahnya memperlihatkan foto nya ketika sebelum di operasi sebelum
berusia 4 tahun dari dompetnya dibawah
ini.
Foto
itu saat Awan masih bisa melihat seperti orang awas lainnya, tapi indera
penciumannya sudah terganggu. Kata ayahnya saat itu bibir nya susah mengatup.
Namun setelah dilakukan operasi banyak
perubahan, seperti indra penciumannya berfungsi kembali, indera pendengarannya
sudah bisa dipulihkan kembali meski tidak sepenuhnya optimal,dan juga sudah
bisa mengendalikan gerak bibirnya. Dan sekarang dia sudah bisa memberikan
senyuman yang manis itu. J
Dan ini foto Awan baru baru ini bersama ayahnya
Dan ini foto Awan baru baru ini bersama ayahnya
Disini saya dapat melihat semangat
belajarnya Awan. Awan yang bersekolah di salah satu SLB di Jakarta Timur ini
sudah terbiasa dengan kondisinya yang seperti ini. Kelasnya yang berada di
lantai dua harus melewati tangga dia bisa lakukan sendiri dan bisa menulis
serta membaca dengan cepat dan lancar. Namun untuk matematika atau perhitungan
dia masih lambat tapi tidak pernah salah, hampir 98% semua soal dijawab benar
tapi hanya saja lambat. Untuk itu dia harus diberikan metode pembelajaran yang
bisa membuat dia cepat untuk berhitung.
Ayahnya yang setia selalu mendampinginya setiap hari meski begitu dia
terlihat mandiri untuk melakukan aktivitas kesehariannya.
Saya pun sempat terkejut saat
mendampingi dia OM . Dia diberikan penutup mata karena masih memiliki sedikit
sisa penglihatan. Setelah OM selesai , dia langsung membuka penutup matanya dan
berkata “pusing pake ini” dan langsung berlari dengan cepat ke kelasnya.
“Awaaan.. kamu kok jalan cepat sekali, kamu bisa liat dengan jelas??”, kata
saya. “Tidak kak, saya sudah terbiasa
disini, jadi sudah tau arah-arahnya”, jawab Awan.
Suatu
ketika Awan pernah berkata dia ingin berhasil makanya dia belajar dengan giat.
Setelah satu pelajaran selesai, dia langsung semangat untuk pelajaran
berikutnya. Berjalan dengan lancar kesana kemari di sekolahnya. Anaknya ceria dan
semangat. Dia senang dengan hal yang
berhubungan dengan musik terutama piano. Ayahnya mengatakan Awan suka sesuatu
yang real dan logis. Dia senang nonton berita dengan mendengarkan
televisi. Selain itu dia suka
mendengarkan radio.Awan sekarang kelas 4 SD dan sejauh ini dia mempunyai
prestasi yang baik. Kamu selalu semangat belajar ? iya kak, semangat. Luar
biasa kekagumanku terhadap kegigihannya. Meski suatu waktu dia pernah
memeperlihatkan wajah kesedihannya saat saya menanyakan masa kecilnya. “Saya
tuh, udah berobat kemana-mana kak”, itu kata yang paling teringat di kepalaku.
Saya merasa malu karena kalah semangat belajarnya dengan seorng anak usia 10 tahun
yang memiliki keterbatasan. Hari-hari ini memberikan motivasi tersendiri untuk
saya agar semakin serius menjadi calon guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Sri
Hildayati
kereenn nih boyy.. manteepp laahh
ReplyDelete